Minggu, 22 September 2013

Emosi dan Suasana Hati



Apakah Emosi dan Suasana Hati Itu ?
Afek adalah beragam perasaan yang dialami orang. Afek merupakan  konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati. Emosi adalah perasaan intens yang ditunjukkan kepada seseorang atau sesuatu. Suasana hati adalah perasaan yang cenderung kurang intens dibandingkan emosi dan sering kali tanpa rangsangan kontekstual.
Sumber-Sumber Emosi dan Suasana Hati
·         Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada seseorang untuk mengalami emosi dan suasana hati tertentu. Sebagian besar orang mempunyai kecenderungan tetap untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu lebih sering dibandingkan orang lain.
·         Hari dalam seminggu dan waktu dalam sehari
Orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek tertinggi dan afek positif rendah) diawal minggu dan berada dalam suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif terendah) diakhir minggu. Orang-orang biasanya berada dalam semangat lebih rendah pada awal pagi. Suasana hati cenderung meningkat dan kemudian menurun pada malam hari.
·         Cuaca
Cuaca memberikan sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang cenderung berfikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif terjadi ketika orang mengasosiasikan dua kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.
·         Stres
Tingkat stres dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif.
·         Aktivitas sosial
Aktivitas sosial bersifat fisik , informal, atau Epicurean (makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan kuat dengan peningkatan suasana hati yang positif dibandingka kejadian-kejadian formal atau yang bersifat duduk terus-menerus.
·         Tidur
Kurang tidur pada malam sebelumnya memperburuk kepuasan kerja seseorang pada hari berikutnya, karena sebagian besar orang merasa lelah, cepat marah, dan kurang waspada.
·         Olahraga
Terapi olahraga berpengaruh paling kuat terhadap mereka yang mengalami depresi. Walaupun olahraga berpengaruh secara konsisten terhadap suasana hati, tetapi tidak terlalu kuat. Jadi, olahraga dapat membanu anda berada dalam suasana hati yang lebih baik, tetapi jangan mengharapkan mukjizat.
·         Usia
Emosi negatif tampaknya semakin sering terjadi seiring bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.
·         Gender
Dalam perbandingan antargender, wanita menunjukkan ekspresi emosional yang lebih besar dibandingkan pria, mereka mengalami emosi lebih intens dan mereaka menunjukkan ekspresi emosi positif maupun negatif yang lebih sering, kecuali kemarahan.
Suasana Hati Sebagai Afek Positif Dan Negatif
Bila emosi dikategorikan menjadi dua kelompok positif dan negatif, maka akan menjadi keadaan suasana hati karena sekarang emosi dipandang secara lebih umum dan bukan mengisolasi satu emosi tertentu.
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah hal itu positif atau negatif. Bila emosi dikategorikan menjadi dua kelompok positif dan negatif, maka akan menjadi suasana hati. Sebab sekarang ini, emosi dipandang lebih umum. Perhatikan Srtuktur Suasana Hati. Jadi kita bisa menganggap afek positif sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi-emosi positif seperti kesenangan, ketenangan diri, dan kegembiraan pada ujung tinggi dan kebosanan, kemalasan, dan kelelahan pada ujung rendah. Afek negatif adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri dari kegugupan, stres, dan kegelisahan pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan, dan keseimbangan pada ujung rendah.
Beberapa Aspek Esmosi
·         Biologi Emosi
Semua emosi berasal dari dalam sistem limbuk otak dan terletak dekat batang otak kita.  Secara keseluruhan sistem limbik memberikan sebuah lensa di mana anda dapat menginterprestasikan kejadian-kejadian. Ketika sistem tersebut aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Ketika tidak aktif, anda menginterpretasikan informasi secara lebih positif.
·         Intensitas
Setiap orang memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Perbedaan tersebut timbul sebagai hasil dari persyaratan- persyaratan pekerjaan. Setiap orang mempunyai kemampuan bawaan yang bervariasi untuk mengekspresikan intensitas emosional.
·         Frekuensi dan Durasi
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seseorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya tetapi juga pada beberapa sering dan lamanya mereka berusaha enampilkannya.
  • Emosi Membuat Kita Irasional
Astronom terkenal Carl Segan pernah menulis, “Emosi yang kuat kemungkinan besar dapat membodohi diri kita sendiri.” Pengamatan ini menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan. Jika menampilkan emosi, kemungkinan anda akan bertindak sacara irasional. Pengarang Lois Frankel menyarankan agar para wanita menghindari bersikap emosional di tempat kerja, karna hal itu dapat memengaruhi penilaian orang lain terhadap kompetensi mereka.
  • Fungsi Emosi
Dalam The Expression of the Emotions in Man and Animals, Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangatlah berguna karna memotivasi orang untuk terlibat dalam tindakan-tindakan penting dalam bertahan hidup (Mis: mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, dll).

Teori Darwin tersebut didukung oleh para peneliti yang berfokus pada psikologi evolusioner. Bidang penelitian ini mengatakan bahwa kita harus mengalami emosi, baik emosi positif maupun negatif, karna hal ini berguna terhadap suatu tujuan. Meski kita cenderung menganggap kemarahan sebagai hal buruk, sebenarnya kemarahan dapat membantu melindungi hak-hak kita yang telah dilanggar menurut perasaan kita. Contohnya, ketika seseorang marah karena merasa terganggu oleh rekan kerjanya, sebenarnya ia memberikan peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar tidak melakukan hal yang sama yang membuatnya marah. Beberapa pengamat menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan, dan jika menampilkan emosi, kemungkinana anda akan beertindak irasional. Emosi adalah penting terhadap pemikiran rasional. Kita haris memiliki kemampuan untuk mengalami esmosi agar dapat menjadi rasional.  Karena esmosi memberikaan informasi penting mengenai bagaimana kita memahami dunia di sekitar kita. Emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangatlah berguna karena memotivasi orang untuk terlibat dalam tindakan-tindakan  penting agar dapat bertahan hidup.
Aplikasi-Aplikasi POTerhadap Emosi Dan Suasana Hati
·         Seleksi: Sampai pada hari ini, para pemberi kerja harus mempertimbangkan EI sebagai sebuah faktor dalam merekrut karyawan, sehingga semakin banyak pemberi kerja mulai menggunakan ukuran-ukuran EI untuk mempekerjakan seseorang.
·         Pengambilan Keputusan: Perasaan dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Orang dapat membuat pilihan yang berbeda ketika mereka marah dan tertekan dibandingkan ketika mereka sedang tenang. Orang-orang yang tertekan membuat keputusan lebih buruk dibandingkan dengan orang-orang yang bahagia. Hal tersebut disebabkan karena orang-orang yang tertekan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung menimbang semua kemungkinan dari pada hanya pilihan yang lebih mungkin diambil. Sebaliknya, emosi positif dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah serta memahami dan menganalisis informasi baru.
·         Kreatifitas: Orang-orang yang berada dalam suasana hati yang baik lebih kreatif dibandingkan orang-orang yang berada dalam suasana hati yang buruk. Mereka menghasilkan lebih banyak ide, orang lain berfikir bahwa ide mereka adalah orisinil, dan mereka cenderung dapat mengidentifikasi lebih banyak pilihan kreatif  terhadap masalah.
·         Motivasi: Dua penelitian telah menegaskan pentingnya suasana hati dan emosi pada motivasi. Penelitian yang pertama meminta dua kelompok orang untuk memecahkan sejumlah teka teki kata-kata. Dan hasilnya kelompok dengan suasana hati positif melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi untuk dapat memecahkan teka-teki tersebut, berusaha lebih keras, dan sebagai hasilnya dapat memecahkan lebih banyak teka-teki. Penelitian yang kedua menemukan bahwa dengan memberi umpan balik kepada orang baik nyatanya maupun palsu mengenai kinerja mereka dapat memepengaruhi suasana hati mereka, yang kemudian mempengaruhi motivasi mereka. Jadi sebuah siklus dapat eksis di mana suasana hati positif menyebabakan oranga menjadi kreatif, yang menimbulkan umpan balik positif dari mereka yang mengamati pekerjaan mereka. Umpan balik positif ini kemudian lebih jauh menguatkan suasana hati positif mereka yang kemudian dapat membuat mereka berkinerja bahkan lebih baik lagi, dan seterusnya. Kedua penelitian ini menegaskan pengaruh suasana hati dan emosi pada motivasi dan menyatakan bahwa organisasi-organisasi yang mempromosikan suasana hati positif di tempat kerja lebih berkemungkinan mempunyai angkatan kerja yang lebih termotivasi.
·         Kepemimpinan: Kemampuan untuk memimpin orang lain adalah sebuah kualitas fundamental yang dicari organisasi-organisasidalam karyawan mereka. Para pemimpin yang efektif mengandalkan daya tarik emosional untuk membantu menyampaikan pesan-pesan mereka. Bahkan ekspresi, emosi dalam pidato seringkali merupakan elemen penting yang membuat kita menerima atau menolak pesan seorang pemimpin. Ketika para pemimpin bersemangat, antusias dan aktif mereka lebih mungkin untuk memberi energi pada bawahan-bawahan mereka dan menyampaikan rasa efektifitas, kompetensi, optimisme dan kegembiraan.
·         Konflik Antar Personal: Manakala konflik timbul diantara rekan kerja, dapat dipastikan bahwa emosi dapat terlihat. Sebenarnya, keberhasilan seorang manager saat mencoba menyelesaikan konflik terutama ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen emosional dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan emosi mereka.
·         Negosiasi: Negosiasi adalah sebuah proses emosional, namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa negosiator yang berpura-pura marah memiliki keuntungan atas lawan mereka. Ketika seorang negosiator menunjukkan kemarahan, lawan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan sebuah emosi negatif dapat saja efektif, tetapi berperasaan buruk terhadap penampilan anda tampaknya merugikan negosiasi-negosiasi di masa depan. Negosiator yang buruk mengalami emosi-emosi negatif mengembangkan persepsi-persepsi negatif lawan mereka, dan kurang bersedia berbagi informasi atau bersikap kooperatif dalam negosiasi mendatang. Menariknya, walaupun suasana hati dan emosi bermanfaat di tempat kerja, dalam proses negosiasi , emosi dapat merugikan kinerja seorang negosiator , kecuali jika ia mengerkspresikan wajah palsu (berpura-pura marah).
·         Pelayanan Pelanggan: Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan pelanggan, yang berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan. Pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam situasi disonansi emosional. Seiring waktu, keadaan ini dapat menyebabkan kepatuhan mental atau fisik dalam pekerjaan, penurunan kinerja, dan rendahnya kepuasan kerja. Selain itu, emosi karyawan dapat berpindah kepada pelanggan. Penelitian mengindikasikan adanya efek kesesuaian antara emosi karyawan dan pelanggan, sebuah efek yang oleh praktisi PO disebut sebagai penularan emosional, “penangkapan “ emosi dari orang lain. 

·         Sikap Kerja : Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang mempunyai hari baik di tempat kerja, cenderung berada dalam suasana hati yang lebih baik di rumah pada malamnya. Sebaliknya orang-orang yang mengalami hari buruk di tempat kerja, maka cenderung berada di suasana hati yang buruk pula saat di rumah. Meskipun orang-orang orang-orang secara emosional membawa pulang pekerjaan mereka ke rumah pada hari berikutnya, pengaruh tersebut biasanya telah hilang.
·         Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja: Emosi-emosi negatif juga dapat membawa perilaku menyimpang di tempat kerja. Siapapun yang pernah menghabiskan banyak waktu dalam sebuah organisasi menyadari bahwa orang-orang seringkali berperilaku dalam cara-cara yang melanggar norma-norma yang ada dan mengancam organisasi, anggotanya atau keduanya. Sebagai contoh , seorang karyawan yang iri hati dapat bersikap bermusuhan dan berbuat licik kepada karyawan lain, menyimpangkan keberhasilan orang lain secara negatif, dan menyimpangkan secara positif pencapaian-pencapaiannya sendiri. Bukti yang ada menyatakan bahwa orang-orang yang menyatakan emosi negatif khususnya mereka merasa marah atau mempunyai sikap bermusuhan lebih berkemungkinan untuk terlibat dalam berperilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang tidak merasakan emosi-emosi negatif.
·         Bagaimana Para Manager Memenuhi Suasana Hati: Secara Umum, anda dapat meningkatkan suasana hati orang-orang dengan memutarkan sebuah klip video yang lucu untuk mereka, memberi mereka sekantung kecil permen, atau bahkan menyuruh mereka mencicipi minuman yang enak. Untuk memperbaiki suasana hati karyawan, para manajer dapat menggunakan humor dan memberi karyawan mereka penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik. Selain itu riset mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih positif dan sebagai hasilnya para anggota akan lebih bekerja sama.

Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual



Apa Itu Persepsi ?
Persepsi(perception) adalah sebuah proses dimana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi.
Contoh dalam persepsi yaitu adalah sesuatu yang mungkin bila semua karyawan dalam sebuah perusahaan menganggapnya sebagai tempat kerja yang baik kondisi kerja yang menyenangkan,penugasan pekerjaan yang menarik,bayaran yang bagus,tunjangan yang sangat bagus,manajemen yang pengertian dan bertanggung jawab.
Mengapa persepsi penting dalam studi PO(perilaku organisasi)? Yaitu karena perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan,bukan pada kenyataan itu sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi.
Karakteristik pribadi yang memengaruhi persepsi meliputi sikap,lepribadian,motif,minat,pengalaman masa lalu,dan harapan-harapan seseorang.selain itu persepsi dapat juga mempengaruhi yaitu sebagai berikut:
·  Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Contoh-contoh seperti seorang tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada seorang tukang masak, seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit mencurahkan perhatian untuk orang lain, dls, menunjukkan bahwa kita dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita. Sama halnya dengan ketertarikan kita untuk memperhatikan hal-hal baru, dan persepsi kita mengenai orang-orang tanpa memperdulikan ciri-ciri mereka yang sebenarnya.
·  Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara bersama-sama pula. Contohnya adalah kecelakaan dua kali dalam arena ice skating dalam seminggu dapat membuat kita mempersepsikan ice skating sebagai olah raga yang berbahaya. Contoh lainnya adalah suku atau jenis kelamin yang sama, cenderung dipersepsikan memiliki karakteristik yang sama atau serupa.
· Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para lelaki akan memandangnya.
 Contoh nya yaitu apabila mengharapkan para petugas polisi memiliki wewenang,orang-orang muda menjadi malas,atau para individu yang mendiami kantor umum tidak mengindahkan moral.
   Teori Hubungan
Teori hubungan (attribution theory) adalah usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukkan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. Teori Atribusi : pada dasarnya mengungkapkan bahwa bila individu mengamati perilaku, mereka mencoba menentukan apakah itu disebabkan faktor internal atau eksternal. Misalnya saja persepsi kita terhadap orang akan dipengaruhi oleh penyebab-penyebab internal karena sebagai manusia mereka mempunyai keyakinan, maksud, dan motof-motif didalam dirinya. Namun persepsi kita terhadap benda mati seperti gedung, api, air, dls, akan berbeda karena mereka adalah benda mati yang memiliki hukum alamnya sendiri (eksternal). Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga faktor :
·         Kekhususan : apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan.
·         Konsensus : yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan cara yang sama
·         Konsistensi : apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari waktu ke waktu.
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bahwa ada kekeliruan atau prasangka (bias, sikap berat sebelah) yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bahwa kita cenderung meremehkan pengaruh faktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing. Ada beberapa teknik dalam menilai orang yang memungkinkan kita membuat persepsi yang lebih akurat dengan cepat dan memberikan data yang valid (sahih) untuk membuat ramalan. Namun teknik-teknik ini akan menceburkan kita dalam kesulitankarena tidak ‘foolproof’. Karena itu, pemahaman akan jalan pintas ini dapat membantu kita mewaspadai bila teknik-teknik ini menghasilkan distorsi.
Kesalahan hubungan yang fundamental adalah kecenderungan untuk merendahkan pengaruh factor-faktor eksternal dan meninggikan pengaruh factor-faktor internal ketika membuat penilaian tentang perilaku orang lain.
  • Persepsi selektif : orang-orang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kepentingan, dan sikap. Hal ini dikarenakan kita tidak dapat mengamati semua yang berlangsung disekitar kita. Misalnya saja, seperti diatas tadi, orang yang menyenangi hasil seni akan cenderung memperhatikan lukisan daripada orang yang menyenangi teknologi. Dengan selektivitas sebagai jalan pintas, kita mencerna sedikit demi sedikit dari apa yang ingin kita nilai, dan tentu saja kita mencernanya sesuai dengan latar belakang, pengalaman, kepentingan, dan minat kita. Tentu saja, kesalahan sangat mungkin terjadi dengan jalan pintas ini.
  • Efek halo : yaitu menarik eksan umum mengenai seorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal, misalnya pendiam, sangat bersemangat, pintar, dls. Orang yang menilai dapat mengisolasi hanya karakteristik tunggal. Suau ciri tunggal dapat mempengaruhi seluruh kesan oarng dari individu yang sedang dinilai.
  • Efek kontras : yaitu evaluasi atas karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama. Contohnya adalah orang yang diwawancara dapat memperoleh evaluasi yang lebih menguntungkan jika sebelumnya ia telah didahului oleh banyak pelamar yang kurang bermutu.
  • Proyeksi : Yaitu menghubungkan karakteristik kita sendiri ke orang lain. Misalnya saja orang yang bekerja dengan cepat dan ulet akan menganggap orang lain sama dengannya.
  • Berstereotipe : yaitu menilai seseorang bedasarkan persepsi seorang terhadap kelompok seseorang itu. Misalnya kita menilai bahwa orang yang gemuk malas, maka kita akan mempersepsikan semua orang gemuk secara sama. Generalisasi seperti ini dapat menyerdehanakan dunia yang rumit ini dan memungkinkan kita mempertahankan konsistensi, namun sangat mungkin juga bahwa stereotipe itu tidak mengandung kebenaran ataupun tidak relevan.
Penerapan Khusus dalam Organisasi
·         Penilaian memiliki banyak konsekuensi bagi organisasi. Didalamnya orang-orang selalu saling menilai. Berikut ini adalah beberapa penerapannya yang lebih jelas :
·         Wawancara karyawan : bukti menunjukkan bahwa wawancara sering membuat penilaian perseptual yang tidak akurat. Pewawancara yang berlainan akan melihat hal-hal yang berlainan dalam diri seorang calon yang sama. Jika wawancara merupakan suatu masukan yang penting dalam keputusan mempekerjakan, perusahaan harus mengenali bahwa faktor-faktor perseptual mempengaruhi siapa yang dipekerjakan dan akhirnya mempengaruhi kualitas dari angkatan kerja suatu organisasi.
·         Pengharapan kinerja : Bukti menunjukkan bahwa orang akan berupaya untuk mensahihkan persepsi mereka mengenai realitas, bahkan jika persepsi tersebut keliru. Pengharapan kita mengenai seseorang/sekelompok orang akan menentukan perilaku kita. Misalnay manager memperkirakan orang akan berkinerja minimal, mereka akan cenderung berperilaku demikian untuk memenuhi ekspektasi rendah ini.
·         Evaluasi kinerja : penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada  proses perseptual. Walaupun penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil penilaian tersebut.
·         Upaya karyawan : Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual.
·         Kesetiaan karyawan : pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis dari atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai pengacau.
Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual
Pengambilan kuputusan individual, baik ditignkat bawah maupun atas, merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagiah besar dipengaruhi oleh persepsi mereka.keputusan adalah pilihan –pilihan yang dibuat dari dua alternative atau lebih.masalah adalah ketidaksesuaian antara perkara saat ini dan keadaan yang diinginkan Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oelh managernya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya. Contoh nya yaitu adalah manajer puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi,produk atau jasa yang ditawarkan,cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi.manajer tingkat menengah dan bawah menentukan jadwal produksi,menyeleksi karyawan baru,dan memutuskan bagaimana meningkatkan bayaran karyawan.

Bagaimana Seharusnya Keputusan Dibuat?
Proses Pengambilan Keputusan Rasional
Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Ada enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu : menetapkan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada kriteria, mengembangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, dan memilih alternatif terbaik.rasional adalah membuat pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu.model pembuatan keputusan yang rasional adalah sebuah model pembuatan keputusan yang mendeskripsikan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk memaksimalkan beberapa hasil.
Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu :
·         Kejelasan masalah : pengambil keputusan memiliki informasi lengkap sehubungan dengan situasi keputusan.
·         Pilihan-pilihan diketahui : pengambil keputusan dapat mengidentifikasi semua kriteria yang relevan dan dapat mendaftarkan semua alternatif yang dilihat.
·         Pilihan yang jelas : kriteria dan alternatif dapat diperingkatkan sesuai pentingnya.
·         Pilihan yang konstan : kriteria keputusan konstan dan beban yang ditugaskan pada mereka stabil sepanjang waktu.
·         Tidak ada batasan waktu dan biaya : sehingga informasi lengkap dapat diperoleh tentang kriteria dan alternatif.
·         Pelunasan maksimum : alternatif yang dirasakan paling tinggi akan dipilih.
Meningkatkan Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan
Dengan adanya kreativitas pengambil keputusan dapat memproduksi gagasan-gagasan baru yang bermanfaat. Selain itu, juga memungkinkan untuk lebih menghargai dan memahami masalah, termasuk masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.
·         Potensial kreatif : yaitu potensi yang dimiliki kebanyakan orang, namun untuk mengeluarkannya orang harus keluar dari kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita terlibat didalamnya dan belajar bagaimana berpikir tentang satu masalah dengan cara yang berlainan.
·         Model kreativitas tiga komponen : suatu badan riset menunjukkan bahwa kreativitas individual pada hakikatnya menuntut keahlian, ketrampilan berpikir kreatif, dan motivasi tugas intrinsik. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing komponen ini, maka semakin tinggi pula kreativitas seseorang.