Jumat, 21 Juni 2013

pengantar akuntansi




PERKIRAAN (ACCOUNT)
Penggolongan perkiraan :
Pada pokoknya perkiraan-perkiraan dibagi atas 2 golongan besar yaitu :
1.    Perkiraan neraca (Riil Account) yaitu perkiraan yang pada akhir periode akan dilaporkan 
     dalam neraca.
2.    Perkiraan rugi laba (Nominal Account) yaitu perkiraan yang pada akhir periode akan 
     dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
Betuk-bentuk perkiraan yang biasa dikenal yaitu :
1.    Bentuk T-Account
2.    Bentuk 4 kolom
3.    Dll.
PROSES AKUNTANSI
    Proses Akuntansi Meliputi :


   Ø  Proses pencatatan
   Ø  Proses penggolongan
   Ø  Proses pengikhtisaran
   Ø  Proses penganalisaan
   Ø  Proses pelaporan


v  Journalizing : secara kronolois transaksi financial perusahaan itu, masing-masing di 
                              jurnal ke kredit dan debit.
v  Posting :  pemindahan debit dan kredit ayat jurnal ke masing-masing perkiraan.
v  Trial Balance : membuat daftar saldo masing-masing perkiraan, demi menguji 
                               keseimbangan buku besar dan sebagai dasar untuk membuat work sheet.
v  Persamaan Akuntansi : yaitu persamaan yang menunjukan bahwa jumlah semua harta 
                                                atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal 
                                                dari kreditur dan pemilik.
Aktiva = Kewajiban + Modal
Aktiva (Asset) :
Þ     kas (Cash)
Þ     Kas di Bank (Cash In Bank)
Þ     Wesel  Tagih (Notes Receivable)
Þ     Piutang dagang (Account Receivable)
Þ     Piutang Bunga (Interest Reseivable)
Þ     Pendapatan yang masih harus Diterima (Accrued Revenue)
Þ     Perlengkapan (Supplies)
Þ     Beban dibayar dimuka (Prepaid Expense)
Þ     Investasi jangka pendek (Marketable Securities)
Þ     Investasi jangka Panjang (Long Term Invesment)
Þ     Peralatan (Equipment)
Þ     Tanah (Land)
Þ     Gedung (Building)
Þ     Mobil (Automobile)
Þ     Meubeul (Meuble and Furniture)
Þ     Hak paten (Patent)
Þ     Goodwill
Þ     Hak Cipta (Copy Right)
Þ     Merk Dagang (Trade Mark)
Kewajiban (Liabilities) :
Þ     Hutang dagang (Account payable)
Þ     Wesel bayar (Notes Payable)
Þ     Hutang gaji (Salaries Payable)
Þ     Hutang Pajak (Taxes Payable)
Þ     Hutang Bank (Bank Loan)
Þ     Pendapatan yang masih harus dibayar (Unearned Revenue)
Þ     Dll.
Modal (Capital) :
Þ     Modal saham (Capital Stock)
Þ     Laba di tahan (Retained Earning)
JURNAL (JOURNAL)
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urutan terjadinya) dengan menunjukan perkiraan yang harus di debit dan perkiraan yang harus di kredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.
Macam-macam jurnal :
1.    Jurnal Khusus (Special Journal)
      Ø  Jurnal penjualan (sales journal)
      Ø  Jurnal pembelian (Purchaese Journal)
      Ø  Jurnal penerimaan kas (Cash Receipt Journal)
      Ø  Jurnal Pengeluaran kas (Cash Payment Journal)
2.    Jurnal Umum (General Journal)
      Ø  Yang termasuk ke dalam kelompok umum ini misalnya :
      §  Penerimaan wesel dare langganan
      §  Penyerahan wesel kepada kreditur
      §  Return & Allowance pada pembelian dan penjualan
      §  Investasi, selain kas yang dilakukan oleh pemilik perusahaan
      §  Jurnal penyesuaian (Adjusment Entries)
      §  Jurnal penutup (Clossing Entries)

NERACA SALDO
Neraca saldo adalah daftar yang berisi saldo-saldo dare seluruh perkiraan yang ada dalam 
                          buku besar pada suatu saat tertentu.

Tujuan pembuatan neraca saldo :
1.    Untuk menguji kesamaan debit-kredit didalam buku besar
2.    Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan

Langkah-langkah penyusunan Neraca Saldo :
1.    Jumlahkan jumlah kolom debit dan kolom kredit pada semua perkiraan dalam buku besar.
2.    Tulislah hasil penjumlahan tersebut pada kolom yang sesuai dalam perkiraan yang 
      bersangkutan.
3.    Hitunglah semua saldo perkiraan buku besar, dengan cara mencari selisih jumlah kolom 
     debit dan kolom kredit. Dan tuliskan selisih tersebut.
4.    Susunlah neraca saldo yang berisi semua nama perkiraan yang terdapat dalam buku besar 
     beserta saldonya masing-masing telah ditentukan pada no. 3.

Penyebab ketidakseimbangan Neraca Saldo :
1.    Kesalahan dalam penyusunan Neraca Saldo :
    a.    Kesalahan penjumlahan kolom rupiah.
    b.    Ada perkiraan yang belum tercantum.
2.    Kesalahan dalam menentukan saldo perkiraan :
     a.    Kesalahan menjumlahkan
     b.    Kesalahan menulis saldo debit/kredit.
3.    Kesalahan dalam mencatat transaksi dalam buku besar :
     a.    Transaksi telah dicatat dengan jumlah yang berbeda antara debit dan kredit.
     b.    Salah memasukan debit menjadi kredit atau sebaliknya.
     c.    Lupa mencatat suatu pendebitan atau pengkreditan.

JURNAL PENYESUAIAN
Tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian (Adjusment Entries) :
1.    Agar setiap perkiraan riil khususnya perkiraan-perkiraan aktiva dan perkiraan-perkiraan   
     utang menunjukan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2.    Agar setiap perkiraan nominal (pendapatan dan beban) menunjukan pendapatan dan 
     beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode.
Saldo-saldo yang biasanya memerlukan penyesuaian :
1.    Piutang pendapatan / pendapatan yang masih harus diterima (accrued Revenue).
2.    Utang biaya / beban yang masih harus dibayar (Accrued Expense).
3.    Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue)
4.    Beban dibayar dimuka (Prepaid Expense)
5.    Kerugian piutang tak tertagih (Bad Debt Expense)
6.    Depresiasi Aktiva tetap (Deprecation Expense)
7.    Biaya pemakaian perlengkapan (supplies Expense)

NERACA LAJUR (WORK SHEET)
Tujuan Pembuatan Neraca lajur (Work Sheet) :
1.    Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
2.    Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data penyesuaian 
     sehingga merupakan Persiapan sebelum disusun laporan keuangan.
3.    Untuk memudahkan menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan dalam membuat jurnal 
     penyesuaian.

Langkah-langkah menyusun work sheet :
1.    Masukan saldo-saldo perkiraan buku besar ke dalam neraca saldo pada formulir neraca lajur.
2.    Kumpulkan data-data adjusment yang mencakup informasi tentang :
    a.    Inventory of Merchandise
    b.    Expired Cost dari pada prepaid
    c.    Accruals, baik untuk receivable maupun payable
    d.    Penghasilan yang diterima lebih dulu.
    e.    Tarif penyusutan terhadap berbagai macam plant and equipment
    f.     Taksiran Bad Debt
    g.    Data-data adjustment lainnya
     Kemudian masukan ayat-ayat jurnal penyesuaian ke dalam kolom “penyesuaian”
3.    Isilah kolom neraca saldo setelah disesuaikan
4.    Pindahkan jumlah-jumlah didalam kolom neraca saldo disesuaikan ke dalam kolom  
     Laba-rugi atau kolom Neraca.
5.   Jumlahkan kolom-kolom Laba Rugi dan kolom Neraca, masukan angka “Laba Bersih”  
     sebagai pengimbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan sekali lagi jumlahkan 
     kolom-kolom tersebut.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan terdiri dari :
1.    Neraca (Statement of Financial Position)
Neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi / perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca ini disusun dengan mengambil data-data yang tercantum dalam kolom neraca dalam neraca Lajur.
2.    Laporan Laba-Rugi (Statement of Income)
Laporan laba rugi menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai dalam suatu periode tertentu. Laporan laba-rugi disusun dengan mengambil data-data dalam kolom laba-rugi dalam neraca Lajur.
3.    Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owners Equity)
Laporan perubahan modal ini menggambarkan pertambahan dan pengurangan modal pemilik.
4.    Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan yang menggambarkan tentang arus kas selama periode tertentu yang di klasifikasikan menurut operasi, investasi dan pendanaan.
5.    Penjelasan atas Laporan Keuangan
Penjelasan atas laporan keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

AYAT JURNAL PENUTUP (CLOSSING ENTRIES)
Ayat jurnal penutup atau disebut juga closing entries :
1.    Dibuat setiap akhir periode akuntansi :
2.    Dilakukan khusus terhadap perkiraan-perkiraan yang bersifat nominal/sementara yaitu perkiraan pendapatan, beban, pengambilan pribadi dan ikhtisar laba-rugi.
3.    Bertujuan untuk membuat perkiraan-perkiraan yang sifatnya sementara tersebut memiliki saldo nol kembali.
4.    Dibuat dalam bentuk jurnal umum.
Tahapan Membuat Jurnal Penutup :
1.    Menutup seluruh perkiraan pendapatan di posisi debit dengan memindahkannya ke perkiraan ikhtisar laba-rugi di posisi kredit.
2.    Menutup seluruh perkiraaan beban diposisi kredit dengan dengan memindahkannya ke perkiraaan ikhtisar laba-rugi di posisi debit.
3.    Menutup saldo perkiraan ikhtisar laba-rugi dan memindahkannya ke perkiraan Modal atau Laba ditahan (Retained Earning)
4.    Menutup perkiraan pengambilan pribadi di posisi kredit dan memindahkannya ke perkiraan modal di posisi debit
Atau
Menutup Perkiraan Deviden Di posisi kredit dengan memindahkannya ke perkiraan Laba ditahan (Retained Earning).

JURNAL PEMBALIK (REVERSING ENTRIES)

Ayat Jurnal pembalik (Reversing Entries) :
1.    Dibuat setiap akhir periode akuntansi
2.    Sifatnya merupakan pilihan artinya boleh dibuat ataupun tidak
3.    Bertujuan untuk membalik jurnal yang dibuat dalam jurnal penyesuaian
4.    Dibuat dalam bentuk jurnal umum.
Transaksi-transaksi yang bisa memerlukan Jurnal Pembalik :
1.    Beban yang masih harus dibayar (Accrued Expense)
2.    Beban dibayar dimuka (Prepaid expense) bila pada awal transaksi dicatat dengan menggunakan pendekatan beban (expense)
3.    Pendapatan yang masih harus di terima (Accrued Revenue)
4.    Pendapatan diterima dimuka (Unearned Revenue) bila pada awal transaksi dicatat sebagai pandapatan.

by:fauzia ulfa

INVESTASI DALAM KAS

1.      ALIRAN KAS DALAM PERUSAHAAN
            Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus-menerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dsb. Disamping itu ada juga aliran kas keluar (cash inflow) yang bersifat tidak kontinyu atau bersifat “intermittent”, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, dividend, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap, dsb. Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow) di dalam perusahaan. Di dalam cash inflow terdapat aliran yang yang bersifat kontinyu dan yang bersifat intermittent.
            Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalkan aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dsb. Sedangkan yang bersifat tidak kontinyu misalkan aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari Bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dsb. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan.
                                                              Gambar 1. Aliran kas dalam perusahaan
2.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PERSEDIAAN KAS MINIMAL
Kas adalah salah satu unsure modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat likuiditasnya. H.G. guthmann menyatakan bahwa jumlah kas yang ada di dalam perusahaan yang “well finance” hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dare jumlah aktiva lancer.
Persediaan besi kas (persediaan kas minimal) ialah jumlah minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi kas suatu perusahaan dapatlah disebutkan terutama:
a.      Perimbangan Antara Aliran Kas Masuk Dengan Aliran Kas Keluar
      Berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlahnya maupun waktunya akan dapat dipenuhi dari       penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang benar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanyaa kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan.
b.      Penyimpangan Terhadap Aliran Kas Yang Diperkirakan
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam perusahaannya. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas keluar misalnya karena adanya pemogokan, banjir, angin puyuh dan bencana alam lainnya, adanya perubahan peraturan pemerintah mengenai pengupahan buruh, sehingga perusahaan harus sering mengadakan pengeluaran ekstra. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran kas masuk misalnya terjadi karena kegagalan langganan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya. Bagi perusahaan yang sering mengalami penyimpangan yang merugikan dalam aliran kasnya dirasakan perlu untuk mempertahankan adanya persediaan besi kas yang relative besar.
c.       Adanya Hubungan Yang Baik dengan Bank-Bank
Hal ini akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kesukaran finansiilnya, baik disebabkan karena adanya peristiwa yang diduga maupun tidak diduga sebelumnya. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang besar.
3.      BUDGET KAS
Budget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan dating. Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
1)      Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari: hasil penjualan tunai; piutang yang terkumpul; penerimaan bunga, dividen; hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penarimaan lain.
2)      Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk: pembelian bahan mentah; pembayaran utang-utang; pembayaran upah buruh; pengeluaran untuk biaya penjualan; biaya administrasi and umum; pembayaran bunga, dividen, tantieme, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.
Budget kas disusun agar supaya pimpinan perusahaan dapat mengetahui:
a)      Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan;
b)      Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya perusahaan;
c)      Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas;
d)     Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.
Penyusutan budget kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1)      Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan. Transaksi disini merupakan transaksi operasionil.
2)      Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari Bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Transaksi disini merupakan transaksi finansiil.
3)      Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari  transaksi operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
Untuk lebih jelasnya bagaimana menyusun budget kas dapat diberikan contoh di bawah ini.
Contoh soal 1
Perusahaan “widi” menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selama 6 bulan pertama dalam tahun 1975 sbb:
Estimasi peneriman:
Estimasi pengeluaran:


Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun budget kas untuk tahap pertama, yaitu estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasinya perusahaan (operating transactions).
Tabel 1.
Perusahaan “WIDI”
Budget penerimaan dan pengeluaran kas untuk operasinya perusahaan (transaksi operasionil)
Selama 6 bulan pertama tahun 1975 (dalam ribuan rupiah)

Dari estimasi penerimaan dan pengeluaran transaksi operasionil sebagaimana Nampak dalam skedul tersebut diatas kita dapat mengetahui bahwa selama 6 bulan mendatang perusahaan akan dalam keadaan ilikuid dalam bulan januari dan februari, sedangkan untuk bulan-bulan lainnya keadaan likuiditasnya cukup baik. Berhubungan dengan ini maka kita harus mengadakan transaksi financial untuk dapat menjutup deficit untuk 2 bulan tersebut beserta menentukan waktu pembayaran kembalinya kredit dan pembayaran bunganya. Untuk keperluan itu kita perlu menyusun “skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga”.
Untuk keperluan penyusunan skedul tersebut diperlukan tambahan data sbb:
1)      Estimasi saldo kas pada akhir bulan desember 1974 = Rp 100.000,00.
2)      Persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp50.000,00.
3)      Pinjaman dari Bank “x” diterima pada permulaan bulan dan pembayarab bunga dilakukan pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan pada permulaan bulan. Bunga bank ditetapkan sebesar 2% perbulan.
Berdasarkan data tambahan tersebut perlulah kita menentukan berapa besarnya kredit yang akan diminta dari bank untuk bulan januari dan februari. Deficit bulan januari sebesar Rp400.000,00 persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp50.000,00. Pada permulaan bulan januari tersedia uang kas sebesar Rp100.000,00. Bunga kredit 2% yang harus dibayar pada akhir bulan. Atas dasar data tersebut dapat diperhitungkan besarnya kredit yang akan diminta yaitu sebesar:
400.000 + 50.000 – 100.000 + 2/100 X = X
X = 357.143,00.
Kalau kita meminjam dari Bank sebesar Rp357.143,00 maka pada akhir bulan januari saldo kas adalah sebesar persediaan besi kas. Adapun perhitungannya adalah sbb:


Dalam contoh ini misalnya ditetapkan besarnya jumlah kredit yang diminta dari Bank “X” untuk bulan januari sebesar Rp360.000,00 dan untuk bulan februari sebesar Rp330.000,00. Pembayaran kembali kredit tersebut sebagian akan dilakukan pada permulaan bulan april sebesar Rp200.000,00 dan sisanya sebesar Rp490.000,00 dibayar pada permulaan bulan mei. Berdasarkan data tersebut dapatlah disusun “skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga” yang merupakan transaksi financial. Seperti di bawah ini.
Tabel 2.
Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga (dalam ribuan rupiah).

   keterangan:            P.B. = Permulaan bulan
                                    A.B. = Akhir bulan
Sebagai tahap terakhir dalam penyusunan budget kas tersebut adalah penyusunan budget kas final yang merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi financial, yang menggambarkan esimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
Tabel 3. Perusahaan “widi”
Budget kas selama 6 bln Pertama th 1975 (dalam ribuan rupiah)